x_3c151c33

Kamis, 21 April 2011

Untuk Para Ibu


Ibu adalah sosok yang sangat menginspirasi saya. Memang benar pepatah “kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan”. Bisa dibayangkan sendirilah berapa panjang galah paling hanya dua sampai tiga meter. Sedangkan jalan, mungkin kita tidak tahu di mana ujung suatu jalan kalau belum disusuri, dan tentunya perjalanan menyusuri jalan itu tidak sesingkat yang kita bayangkan. Atau barangkali waktu kita kecil dengan lafal yang ‘pelo’ sering melantunkan lagu berikut
Kasih Ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia

Hm.. kalau memang benar kita merasakan kasih Ibu betapa terharunya hati ini mendengar lagu itu. Jika lagu ini belum cukup, masih banyak lagu lain yang terinspirasi dari sosok Ibu untuk membuat hati kita menangis, ingin segera saja pulang memeluk penuh rindu dan bersimpuh di kakinya. ( Satu Rindu-Opik-, Mama Bunda Umi, Bunda-Melly Goeslow-, Ibu-Iwan Fals-, dsb)   

Pernah suatu ketika terlintas dibenakku, Apakah Ibu tidak bosan dengan pekerjaan rumah yang setiap hari menantinya? Dari membuka mata hingga semua orang di rumah sudah terlelap tidur bahkan Ibu satu-satunya yang masih terjaga. Bangun paling awal dan tidur paling akhir. Mengerjakan pekerjaan rumah seperti menanak nasi, mecuci, menyetrika, menyapu, mengepel, menyiapkan keperluan anak-anak sekolah, mengantar anak ke sekolah, hingga memasak. Semua itu dilakukan untuk kami. Bukankah pekejaan itu sangatlah melelahkan? Namun yang mengherankan adalah tidak ada raut kebosanan di wajah Ibu.

Lelahkan Ibu dengan pekerjaan-pekerjaan itu? Pernahkah ibu mengeluh hingga tidak mau melakukan pekerjaan itu lagi? Pernahkah ibu mengungkit-ungkit pekerjaan yag telah dilakukannya? Ternyata tidak. Sampai saya menyadari bahwa Ibu mengerjakan itu semua dengan penuh keikhlasan. Karena sesungguhnya pekerjaan-pekerjaan rumah tangga itu adalah upaya untuk mencari eksistensi diri kita (muslimah) di hadapan Allah, bukan di hadapan siapa-siapa, bukan suami, bukan anak-anak, bukan pula orang lain. Maka ia akan setara dengan jihad fisabilillah. Inilah yang selama ini Ibu yakini. Apapun yang kita kerjakan jika muara amal kita adalah untuk-Nya maka  itu akan menjadi besar walaupun secara pandang pekerjaan itu kecil dan sepele. She is my mother. How about your mom? I am sure that she’s not much different.

Subhanallah, betapa mulianya sosok Ibu. Bahkan dalam suatu riwayat hadist, seorang ibu tiga kali lebih dihormati dibandingkan Ayah. Karena Ibu yang menderita saat mengandung, Ibulah yang bertaruh nyawa saat melahirkan anaknya, dan Ibulah yang senantiasa mendoakan anaknya.

Lantas apakah yang dapat dilakukan seorang anak untuk  menebus semua itu?
Ketahuilah wahai saudariku, bahwa kita tidak akan mampu untuk membalas semua kebaikan Ibu kepada kita. Kita hanya diwajibkan untuk melakukan apa yang ada dalam ayat berikut.
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (Al Ahqaaf: 15)

“Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya: "Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: "Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar." Lalu dia berkata: "Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka."(Al Ahqaaf: 17)

Jadi dapatkah kita menjadi seperti sosok ibu yang demikian itu? Atau ternyata malah kita masih merasa tidak adil tehadap kodrat wanita sebagai ibu dengan segala konsekuensinya? Ingat! Allah adalah pencipta makhluk-Nya termasuk wanita maka Allah juga lah yang paling tau mengenai apa yang terbaik dan apa yang tidak untuk makhluknya yang satu ini.
Don’t be pessimist, Don’t be affraid to be a great mother.